Sejarah Perkembangan Ilmu Desain Grafis
Apa Itu Desain Grafis?
Desain grafis merupakan bidang ilmu yang dilakukan para profesional dalam konten visual yang bertujuan mengkomunikasikan pesan. Desainer memanfaatkan tipografi dan gambar dalam menerapkan teknik hierarki visual dan tata letak halaman. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan pengguna serta fokus pada logika dalam menampilkan elemen dalam desain interaktif.
Pengertian Desain Grafis Menurut Para Ahli
- Danton Sihombing
Desain Grafis adalah mempekerjakan berbagai elemen seperti marka, simbol, uraian verbal yang divisualisasikan lewat tipografi dan gambar, baik dengan teknik fotografi ataupun ilustrasi. - Suyanto
Menurut Suyanto, Desain grafis dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi visual guna untuk kebutuhan bisnis dan industri. - Jessica Helfand
Desain Grafis adalah kombinasi yang kompleks antar teks dan gambar, angka dan grafik, foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seseorang yang bisa menggabungkan elemen-elemen tersebut, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang unik, sangat berguna, mengejutkan atau subversif dan mudah diingat. - Blanchard
Desain Grafis adalah suatu seni komunikatif yang berhubungan dengan industri, seni, dan proses dalam menghasilkan gambaran visual pada segala permukaan. - Preble & Sarah
Graphic Design atau Desain Grafis adalah suatu istilah penamaan yang mengacu pada latar dwimatra atau dua dimensi (2d) yang bervariasi baik format dan kompleksitasnya ( Preble, Duane and Sarah,1985, hlm. 211). - Warren
Desain Grafis adalah “Suatu terjemahan dari ide dan tempat kedalam beberapa jenis urutan struktural dan visual”.
Sejarah desain grafis yang mendunia tidak terlepas dari sejarah perkembangan seni rupa. Karena, karya komunikasi visual tertua yang pernah ditemukan adalah lukisan gua Lascaux di Prancis, yang diperkirakan berasal dari tahun 15.000–10.000 SM. Simbol-simbol yang berbentuk ideogram ini kemudian berkembang menjadi aksara seperti yang kita lihat saat ini.
Sosok yang paling berpengaruh dalam dunia pendidikan desain di Inggris adalah Henry Cole, ia berhasil meyakinkan tentang pentingnya desain melalui jurnal yang berjudul “Journal of Design and Manufactures”. Dia menyelenggarakan The Great Exhibition sebagai perayaan atas munculnya teknologi industri modern dan desain bergaya Victoria.
Kata “Desain Grafis” sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1922 di sebuah esai dengan judul New Kind of Printing Calls for New Design yang ditulis oleh William Addison Dwiggins, yang merupakan seorang desainer buku Amerika. Raffe’s Graphic Design, yang diterbitkan pada tahun 1927, dianggap sebagai buku pertama yang menggunakan istilah Desain Grafis pada judulnya. The signage in the London Underground adalah contoh desain klasik pada abad modern yang menggunakan jenis huruf yang dirancang oleh Edward Johnston pada tahun 1916.
Pada tahun 1920, Aliran konstuktivisme di Uni Soviet melihat seni yang berorientasi individu tidak ada gunanya bagi Rusia dan membuat sesuatu yang dapat diterapkan di dunia nyata. Mereka mendesain bangunan, perangkat teater, poster, kain, pakaian, perabot, logo, menu, dll.
Perkembangan industri desain grafis yang semakin pesat tumbuh seiring dengan perkembangan konsumerisme. Hal ini menimbulkan kritik dari berbagai komunitas desain yang tertuang dalam First Things First manifesto yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1964 dan diterbitkan kembali pada tahun 1999 di majalah Émigré. Konsumerisme terus tumbuh, sehingga terus memacu pertumbuhan ilmu desain grafis. Hal ini menarik para praktisi desain grafis, beberapa diantaranya adalah: Rudy VanderLans, Erik Spiekermann, Ellen Lupton and Rick Poynor.
Perkembangan Masa Pertengahan (500 M – 1500 M)
Desain grafis telah ada pertama kalinya saat kemunculan komunikasi visual. Piktograf dan simbol terlihat gua Lascaux di Prancis Selatan. Hal yang sama juga ditemukan di Blau Monument yang merupakan artefak pertama dengan penggunaan kata dan gambar.
Memang saat itu karya-karya ini tidak dianggap sebagai desain grafis. Namun, para desainer kala itu telah mencetuskan ide dan memperkenalkan kita pada hal-hal menarik seperti gambar, poster, spanduk, dan banyak lagi.
Revolusi Percetakan (1450 – 1800)
Percetakan dengan balok kayu di abad ke-9 dimulai di Tiongkok. Sedangkan pencetakan jenis logam digunakan di Korea empat ratus tahun kemudian. Namun, revolusi percetakan dimulai di Eropa.
Buku ditulis dengan tangan hingga tahun 1450 sebelum akhirnya kitab Gutenberg dicetak di Mainz pada 1455. Jutaan buku cetak beredar di seluruh Eropa dalam kurun waktu lima puluh tahun. Setengah juta di antaranya masih bertahan sampai sekarang.
Mayoritas buku cetak, seperti manuskrip abad ke-15, dicetak di atas kertas. Kegiatan ini jauh lebih murah sebagai bahan baku dibandingkan perkamen atau kulit binatang yang digunakan pada abad-abad sebelumnya.
Prancis menjadi pusat tipografi dan desain buku fenomenal pada abad ke-16. Geoffroy Tory menciptakan buku dengan jenis, hiasan, dan ilustrasi yang mencapai kualitas kehalusan dan kompleksitas yang tampaknya kontradiktif. Ia termasuk seniman dengan bakat luar biasa termasuk desain, seni grafis, dan ilustrasi, selain karyanya sebagai seorang sarjana dan penulis. Dalam Book of Hours (1531), dia membingkai kolom tipe Romawi dengan batas modular yang merupakan pelengkap sempurna untuk ilustrasinya.
Masa Industri dan Modern (1800 – awal 1900an)
Desain grafis, seni, dan pemilihan elemen visual seperti tipografi, gambar, simbol, dan warna dapat menyampaikan pesan kepada audiens. Desain grafis muncul sebagai salah satu profesi yang unggul di Barat pada abad ke-19. Hal ini terjadi karena teknologi baru yang terbawa dari Revolusi Industri. Metode produksi baru inilah yang memisahkan desain media manual menjadi percetakan.
Akhirnya, muncullah penerbit buku, majalah, iklan dan berbagai poster sejak abad ke-19 hingga abad ke-20. Semuanya hadir melalui elemen visual komunikasi dan mengintegrasikannya menjadi satu kesatuan yang harmonis, menciptakan ekspresi yang sesuai dengan isinya. Akhirnya, muncullah tipografi William A. Dwiggins pada tahun 1922 yang menciptakan istilah desain grafis dalam mengidentifikasi bidang yang muncul.
Zaman Digital (1990-an hingga Sekarang)
Sepanjang abad ke-20, teknologi yang tersedia bagi para desainer terus berkembang pesat. Profesi ini berkembang sangat pesat, di mana desainer grafis tidak lagi menciptakan halaman majalah atau buku dan koran, tetapi juga mencetak baju, kemasan makanan, rambu lalu lintas dan sebagainya.
Sejak awal abad ke-21, desainer grafis telah menjadi profesi global karena teknologi dan industri canggih yang telah menyebar ke seluruh dunia. Saat ini, desain grafis sering disebut desain komunikasi visual karena memang fungsinya yang mengkomunikasikan pesan dalam bentuk visual.
Tugas terpenting seorang desainer komunikasi visual adalah penggabungan elemen visual dan verbal menjadi satu kesatuan yang teratur dan efektif. Oleh karena itu, desain grafis adalah disiplin kolaboratif dimana penulis menghasilkan kata-kata yang didukung oleh fotografer dan ilustrator yang membuat gambar. Penggabungan tersebut tertuang melalui komunikasi visual yang lengkap dari desainer.
Kesimpulan
Desain grafis adalah ilmu yang berisikan konten visual yang bertujuan untuk mengkomunikasikan pesan. Desain grafis tertua yang pernah ditemukan yaitu lukisan ua Lascaux di Prancis, yang diperkirakan berasal dari tahun 15.000–10.000 SM. Simbol-simbol yang berbentuk ideogram ini kemudian berkembang menjadi aksara/tulisan seperti yang kita lihat saat ini. Desain grafis terus berkembang dari piktograf ataupun simbol simbol, hingga ke desain grafis yang kita ketahui saat ini.
Daftar Pustaka
Yusuf Akbar Alkafi Detu. (2022). Mengenal Sejarah dan Gaya Desain Grafis. Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.
P. Gogor Bangsa. (2016). DESAIN GRAFIS: SEBUAH SEJARAH SINGKAT. ITS Yogyakarta.
Afrilya Puji. (2017). Sejarah Desain Grafis. DKV ISI Yogyakarta.
Comments
Post a Comment